29 Tahun PLN Indonesia Power Melistriki Tanah Air dengan Inovasi dan Terobosan Berkelanjutan

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 11:41:43 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power menginjak usia ke-29 tahun yang jatuh pada 3 Oktober 2024. Dalam perjalanannya, subholding generation company terbesar di Asia Tenggara ini telah menerapkan beragam terobosan dalam memenuhi kebutuhan listrik Indonesia dan kini terus mengakselerasi pemenuhan energi hijau menuju Net Zero Emission 2060. Pada era kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, PLN Indonesia Power berperan besar dalam mendukung holding company PT PLN menjadi Top 500 Global Company dan perusahaan nomor satu pilihan pelanggan untuk solusi energi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa saat ini PLN Indonesia Power telah mencapai tahap perusahaan yang berorientasi pada masa depan, terlihat dari manuver bisnis dan komitmen kuat dalam mengembangkan energi bersih di Tanah Air.

Pada usianya yang ke-29 tahun, PLN Indonesia Power telah berhasil bergeser dari perusahaan yang bersifat backward looking menjadi forward looking. Tantangan-tantangan yang dihadapi mampu diatasi dan kini perusahaan berhasil menggeser kekuatannya menjadi kekuatan masa depan, ungkap Darmawan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengungkapkan bahwa perjalanan hingga mencapai usia 29 tahun tentu tidak mudah. PLN Indonesia Power telah menjawab berbagai tantangan dalam memenuhi kebutuhan listrik di Tanah Air. Perusahaan pun telah mendeklarasikan untuk memulai tahap selanjutnya, yaitu Transformasi 2.0 setelah sukses dengan Transformasi 1.0 pada tahun ini.

Seiring bertambahnya usia, kinerja PLN Indonesia Power berkembang menjadi perusahaan yang lebih sustain dan leading serta siap menjawab tantangan dan perubahan landscape secara global, kata Edwin.

Menurut Edwin, PLN Indonesia Power telah menjawab tantangan Growth Moonshot dan menjadikan perusahaan sebagai global player geothermal nomor dua di dunia dengan mengelola 1.107,5 MW energi panas bumi. Selain itu, PLN Indonesia Power juga sukses mengembangkan berbagai energi baru terbarukan serta energi hijau alternatif.

Yang terbaru, segera hadir Pembangkit Listrik Tenaga Air Jatigede dengan kapasitas 110 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya terapung di atas Waduk Singkarak 50 MW dan Saguling 60 MW yang menggandeng mitra global tier 1. Selain itu, Green Hydrogen Plant Kamojang juga sedang dibangun untuk menjadi pionir ekosistem hidrogen dari hulu hingga hilirnya, yaitu Hydrogen Refueling Station atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen yang berlokasi di Senayan, Jakarta.

PLN Indonesia Power berhasil merealisasikan pembangunan pabrik Solar PV pertama dan terbesar di Indonesia dengan menggandeng Top Tier Solar PV Manufacture. Hal tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap program Accelerated Renewable Energy Development.

Di sisi lain, hadirnya PLTU Suralaya 9-10 yang mengusung teknologi Ultra Selective Catalyc Production semakin memperkuat komitmen korporasi dalam pengembangan pembangkit rendah karbon. PLTU Suralaya 9-10 yang juga sebagai pembangkit hybrid pertama di Indonesia ini memanfaatkan amonia hijau dan hidrogen hijau sebagai energi primernya.

Dalam mengakselerasi transisi energi, PLN Indonesia Power telah menjalankan proyek Hijaunesia yang dimulai dari tahun 2023. Proyek ini mengembangkan energi baru terbarukan pada 13 lokasi di Indonesia dengan membangun 12 Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dengan total kapasitas 1.055 MW yang dilaksanakan secara bundling untuk mempercepat proses.

Edwin melanjutkan bahwa untuk mendukung upaya transisi energi yang berkelanjutan, PLN Indonesia Power selalu berkomitmen untuk menjalankan program penurunan emisi karbon dan peningkatan efisiensi energi demi mewujudkan masa depan energi yang lebih hijau serta berkelanjutan.

Hal ini telah dibuktikan dengan penerbitan perdana Sertifikat Penurunan Emisi PLTM Gunung Wugul yang diperdagangkan di Bursa Karbon Indonesia. Selain itu, perusahaan juga menjalankan program cofiring sebagai booster transisi energi yang memanfaatkan biomassa sebagai energi primer di PLTU.

PLTU Sintang sukses menerapkan firing 100 persen biomassa dalam 24 jam secara kontinyu. Lima unit lainnya sudah uji coba 100 persen dan 15 unit lainnya telah mengimplementasikan cofiring biomassa. Selain itu, PLN Indonesia Power juga telah sukses uji coba cofiring green hidrogen natural gas di PLTDG Pesanggaran dan selanjutnya akan melakukan uji coba cofiring green amonia di PLTU Labuan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi emisi karbon dan siap mendukung pencapaian Net Zero Emission 2060.

Edwin menambahkan bahwa dalam mendukung kemajuan kinerja perusahaan perlu adanya transformasi digital. Melalui Advanced Analytic dan Machine Learning, PLN Indonesia Power mampu meningkatkan kinerja aset menjadi lebih efisien dan andal sesuai standar praktik terbaik dunia.

Terkini