Inovasi dan Dedikasi Selama 29 Tahun PLN Indonesia Power Menerangi Tanah Air

Minggu, 06 Oktober 2024 | 11:34:05 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power menginjak usia ke-29 tahun pada 3 Oktober 2024. Dalam perjalanannya, Subholding Generation Company Terbesar di Asia Tenggara ini telah menerapkan beragam terobosan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia dan kini terus mengakselerasi pemenuhan energi hijau menuju Net Zero Emission 2060. Di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, PLN Indonesia Power berperan besar dalam mendukung holding company PT PLN Persero menjadi Top 500 Global Company dan menjadi perusahaan nomor satu pilihan pelanggan untuk solusi energi.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa PLN Indonesia Power saat ini telah mencapai tahap perusahaan yang berorientasi pada masa depan, terlihat dari manuver bisnis dan komitmen kuat dalam mengembangkan energi bersih di Tanah Air.

“Pada usia 29 tahun, PLN Indonesia Power kini telah berhasil bertransformasi dari perusahaan yang berorientasi pada masa lalu menjadi perusahaan yang berfokus pada masa depan. Tantangan demi tantangan telah berhasil dihadapi, dan PLN Indonesia Power mampu mengubah kekuatannya menjadi kekuatan masa depan,” ujar Darmawan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menambahkan bahwa untuk menempuh perjalanan hingga berusia 29 tahun tentu tidak mudah. PLN Indonesia Power telah menjawab berbagai tantangan dalam memenuhi kebutuhan listrik di Tanah Air. Tahun ini, PLN Indonesia Power juga mendeklarasikan dimulainya tahap selanjutnya, yaitu Transformasi 2.0 setelah sukses menjalankan Transformasi 1.0.

“Seiring bertambahnya usia, kinerja PLN Indonesia Power berkembang menjadi perusahaan yang lebih sustain dan leading serta siap menjawab tantangan dan perubahan landscape secara global,” kata Edwin.

Menurut Edwin, PLN Indonesia Power telah menjawab tantangan Growth Moonshot dengan menjadikan perusahaan sebagai Global Player Geothermal nomor dua di dunia dengan mengelola 1.107,5 MW energi panas bumi. Selain itu, PLN Indonesia Power juga sukses mengembangkan berbagai energi terbarukan dan energi hijau alternatif.

Yang terbaru, PLN Indonesia Power segera menghadirkan Pembangkit Listrik Tenaga Air Jatigede 110 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya terapung di atas Waduk Singkarak 50 MW dan Saguling 60 MW yang menggandeng mitra global tier 1, serta berhasil menghadirkan Green Hydrogen Plant Kamojang yang dibangun untuk menjadi pionir ekosistem hidrogen dari hulu hingga ke hilir melalui Hydrogen Refueling Station yang berlokasi di Senayan Jakarta.

PLN Indonesia Power juga berhasil merealisasikan pembangunan pabrik Solar PV pertama dan terbesar di Indonesia dengan menggandeng Top Tier Solar PV Manufacture. Hal ini merupakan bentuk dukungan PLN Indonesia Power terhadap program Accelerated Renewable Energy Development.

Di sisi lain, hadirnya PLTU Suralaya 9-10 yang mengusung teknologi Ultra Selective Catalyc Production semakin memperkuat komitmen korporasi dalam pengembangan pembangkit rendah karbon. PLTU Suralaya 9-10 yang juga menjadi Pembangkit Hybrid pertama di Indonesia ini memanfaatkan amonia hijau dan hidrogen hijau sebagai energi primernya.

Dalam mengakselerasi transisi energi, PLN Indonesia Power telah menjalankan proyek Hijaunesia yang dimulai dari tahun 2023. Proyek ini diawali dengan pengembangan energi baru terbarukan di 13 lokasi di Indonesia, termasuk pembangunan 12 Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dengan total kapasitas 1.055 MW yang dilaksanakan secara bundling untuk mempercepat proses.

Edwin melanjutkan, untuk mendukung upaya transisi energi yang berkelanjutan, PLN Indonesia Power berkomitmen menjalankan program penurunan emisi karbon dan peningkatan efisiensi energi, demi mewujudkan masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Komitmen ini telah dibuktikan dengan penerbitan perdana Sertifikat Penurunan Emisi PLTM Gunung Wugul yang diperdagangkan di Bursa Karbon Indonesia. Selain itu, korporasi juga menjalankan program cofiring sebagai green booster transisi energi yang memanfaatkan biomassa sebagai energi primer di PLTU.

PLTU Sintang berhasil menerapkan firing 100 persen biomassa dalam 24 jam secara berkelanjutan. Lima unit lainnya telah diuji coba dengan 100 persen biomassa, dan 15 unit telah menerapkan cofiring biomassa. PLN Indonesia Power juga telah sukses melakukan uji coba cofiring green hidrogen natural gas di PLTDG Persanggaran dan akan melanjutkan uji coba cofiring green amonia di PLTU Labuan. Semua ini dilakukan korporasi untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung pencapaian Net Zero Emission 2060.

Edwin menambahkan bahwa untuk mendukung kemajuan kinerja perusahaan, diperlukan transformasi digital. Melalui Advanced Analytic dan Machine Learning, PLN Indonesia Power mampu meningkatkan kinerja aset menjadi lebih efisien dan andal sesuai standar praktik terbaik dunia.

Terkini