PLN Indonesia Power dan PGE: Kolaborasi Strategis untuk Energi Panas Bumi Berkelanjutan

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:56:50 WIB

Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) bekerja sama dengan Pertamina Geothermal Energy (PGE) dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW. Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Indonesia melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memaksimalkan potensi Energi Baru Terbarukan, guna mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.

Sinergi ini ditandai dengan penandatanganan Consortium Agreement antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy. Momen bersejarah ini berlangsung pada acara Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) Ke-10 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, yang disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono, serta Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi geothermal terbesar di dunia, diperkirakan mencapai 40 persen dari total potensi global, dengan estimasi kapasitas mencapai 24 ribu Mega Watt. Oleh karena itu, pengembangan energi panas bumi harus terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan emisi rendah serta mendukung ekonomi hijau.

"Indonesia berkomitmen menjadi bagian penting dalam langkah global untuk membangun ekonomi hijau dan melakukan transisi ke energi hijau. Ini adalah komitmen yang selalu saya sampaikan," ujar Joko Widodo.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menambahkan bahwa saat ini kapasitas listrik Indonesia mencapai 93 Giga Watt, di mana 13,7 GW atau 15 persen di antaranya berasal dari energi baru terbarukan. Energi panas bumi dapat menjadi instrumen penting dalam meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional.

"Kapastitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia saat ini mencapai 2,6 GW, menjadikannya sebagai yang terbesar kedua di dunia. Pertumbuhannya selama 10 tahun terakhir telah dua kali lipat," ungkapnya.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyatakan bahwa pembangkit panas bumi menjadi andalan dalam pengembangan EBT. Oleh karena itu, PLN Indonesia Power melakukan terobosan dalam pengembangan PLTP dengan menggandeng Pertamina Geothermal Energy.

"Kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan potensi panas bumi di Indonesia secara optimal," kata Edwin.

Edwin menjelaskan bahwa kerja sama antara PLN Indonesia Power dan PGE mencakup pengembangan PLTP Cogeneration (Binary Unit) di lokasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Pertamina Geothermal Energy dengan potensi kapasitas mencapai 230 MW. Pengembangan yang dilakukan meliputi PLTP Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW.

"Proyek ini bertujuan untuk mempercepat transisi energi dan mendukung kebijakan energi nasional dalam mencapai National Determined Contribution (NDC) serta program Net Zero Emission," tambahnya.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Jufli Hadi, menambahkan bahwa kerja sama antara PGE dan PLN IP adalah bentuk nyata kolaborasi dalam pengembangan energi panas bumi.

"Kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan ekosistem yang mendukung percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia. Kerja sama PGE dan PLN IP adalah langkah penting menuju kemajuan energi hijau yang memberikan manfaat berkelanjutan, tidak hanya bagi kedua perusahaan, tetapi juga untuk Indonesia dan dunia," kata Jufli.

Terkini