PLN Indonesia Power 29 Tahun Menghadirkan Terobosan Energi Bagi Tanah Air

Senin, 07 Oktober 2024 | 13:43:02 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) merayakan ulang tahunnya yang ke-29 pada 3 Oktober 2024. Selama perjalanan ini, Subholding Generation Company terbesar di Asia Tenggara ini telah menerapkan berbagai terobosan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia dan terus mengakselerasi pemenuhan energi hijau menuju Net Zero Emission 2060. Di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, PLN IP berkontribusi besar dalam mendukung holding company PT PLN (Persero) menjadi salah satu dari Top 500 Global Companies serta menjadi pilihan utama pelanggan untuk solusi energi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa PLN Indonesia Power kini berada pada tahap perusahaan yang berorientasi masa depan, hal ini terlihat dari manuver bisnis serta komitmen yang kuat dalam mengembangkan energi bersih di Tanah Air.

“Pada usianya yang ke-29, PLN Indonesia Power telah berhasil bertransformasi dari perusahaan yang bersifat backward looking menjadi forward looking corporation. Saya melihat satu per satu tantangan telah dihadapi dan PLN Indonesia Power sukses mengubah kekuatan untuk menghadapi masa depan,” ungkap Darmawan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menjelaskan bahwa perjalanan menuju usia 29 tahun tidaklah mudah. PLN IP telah menghadapi berbagai tantangan dalam memenuhi kebutuhan listrik di Tanah Air. Saat ini, PLN Indonesia Power mendeklarasikan dimulainya Transformasi 2.0 setelah sukses dengan Transformasi 1.0 tahun ini.

"Seiring bertambahnya usia, kinerja PLN Indonesia Power semakin berkembang menjadi perusahaan yang lebih berkelanjutan dan terdepan, siap menghadapi tantangan dan perubahan global," kata Edwin.

Menurut Edwin, PLN Indonesia Power telah menjawab tantangan Growth Moonshot dan menjadikannya sebagai Global Player Geothermal nomor dua di dunia, mengelola 1.107,5 MW energi panas bumi. Selain itu, PLN IP juga berhasil mengembangkan berbagai energi terbarukan serta sumber energi hijau alternatif.

“Yang terbaru, segera hadir Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede 110 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Waduk Singkarak 50 MW, dan Saguling 60 MW yang bekerja sama dengan mitra global tier 1. Selain itu, PLN Indonesia Power juga telah menghadirkan Green Hydrogen Plant Kamojang sebagai pionir ekosistem hidrogen dari hulu hingga hilir, termasuk Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen yang berlokasi di Senayan, Jakarta,” ujarnya.

“PLN Indonesia Power juga berhasil merealisasikan pembangunan pabrik Solar PV pertama dan terbesar di Indonesia dengan menggandeng produsen Solar PV terkemuka, sebagai dukungan PLN IP terhadap program Accelerated Renewable Energy Development (ARED),” tambah Edwin.

Di sisi lain, kehadiran PLTU Suralaya 9-10 yang menggunakan teknologi Ultra Selective Catalytic Production semakin memperkuat komitmen korporasi dalam mengembangkan pembangkit rendah karbon. PLTU Suralaya 9-10, yang juga merupakan pembangkit hybrid pertama di Indonesia, memanfaatkan amonia hijau dan hidrogen hijau sebagai sumber energinya.

Dalam mengakselerasi transisi energi, PLN Indonesia Power telah menjalankan proyek Hijaunesia yang dimulai pada tahun 2023. Proyek ini mencakup pengembangan energi terbarukan di 13 lokasi di Indonesia dengan membangun 12 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW, dilaksanakan secara bundling untuk mempercepat proses.

Edwin menambahkan bahwa untuk mendukung transisi energi yang berkelanjutan, PLN Indonesia Power selalu berkomitmen untuk menjalankan program penurunan emisi karbon dan peningkatan efisiensi energi demi mewujudkan masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Hal ini dibuktikan dengan penerbitan perdana Sertifikat Penurunan Emisi PLTM Gunung Wugul yang diperdagangkan di Bursa Carbon Indonesia (IDX Carbon). Selain itu, korporasi juga menjalankan program cofiring sebagai green booster transisi energi yang memanfaatkan biomassa sebagai energi primer di PLTU.

“PLTU Sintang berhasil menerapkan firing 100% biomassa secara kontinu selama 24 jam, sementara lima unit lainnya telah uji coba 100% dan 15 unit lainnya sudah terimplementasi cofiring biomassa. Selain itu, PLN Indonesia Power juga telah sukses uji coba cofiring green hydrogen natural gas di PLTDG Persanggaran dan selanjutnya akan melakukan uji cofiring green amonia di PLTU Labuan. Ini semua dilakukan untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung Net Zero Emission 2060,” pungkas Edwin.

Terkini