PLN Indonesia Power wujudkan transisi energi diakui di kancah internasional

Senin, 07 Oktober 2024 | 12:39:16 WIB

Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) terus mewujudkan komitmen melalui berbagai inovasi untuk mempercepat transisi energi, mendukung upaya pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060. Di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, berbagai langkah strategis telah diambil oleh korporasi, dan aksi ini telah diakui di tingkat internasional.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menegaskan bahwa transisi energi bagi PLN IP bukan sekadar program, tetapi merupakan komitmen berkelanjutan. Berbagai aksi korporasi telah dilakukan untuk mengurangi emisi karbon dari sektor kelistrikan.

"Pengembangan transisi energi bagi kami bukan hanya sekadar program, tetapi telah menjadi komitmen berkelanjutan. Penghargaan ini menjadi bukti keseriusan kami dalam mengelola manajemen energi sesuai standar ISO 50001," ujar Edwin.

Edwin menambahkan, untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan emisi karbon di sektor kelistrikan, PLN IP juga melakukan dedieselisasi, seperti yang dilakukan oleh Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali pada PLTS Hybrid Nusa Penida.

"Di Nusa Penida, Bali, beban puncak mencapai 11,3 MW. Kami melakukan dedieselisasi pada PLTS Hybrid Nusa Penida dengan kapasitas 3,5 MW, ditambah Battery Energy Storage System sebesar 3 MWh, yang mampu berkontribusi 31 persen pada saat beban puncak. Listrik yang dihasilkan bersih, sesuai fokus kami untuk menekan laju emisi," lanjut Edwin.

Selain itu, PLN Indonesia Power juga telah menjalankan program cofiring, yaitu pemanfaatan biomassa sebagai energi primer di pembangkit listrik. Program ini menjadi salah satu inovasi untuk mengurangi konsumsi batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

"Program cofiring merupakan salah satu terobosan kami dalam mempercepat transisi energi, meningkatkan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi, serta mengurangi emisi karbon di sektor kelistrikan," tambah Edwin.

Pengakuan terhadap aksi PLN Indonesia Power dalam mempercepat transisi energi datang dari kancah internasional. PLN IP berhasil meraih penghargaan bergengsi di ajang ASEAN Energy Awards (AEA) 2024, yang diselenggarakan oleh ASEAN Center for Energy di Vientiane, Laos. Penghargaan tersebut diberikan bersamaan dengan 42nd ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) dan 24th ASEAN Energy Business Forum (AEBF-24).

Melalui dua unit usahanya, PLN IP berhasil meraih dua penghargaan. PLN IP UBP Bali mendapat predikat Winner of the On Grid Local Grid of The ASEAN Renewable Energy Project Awards 2024, atas inovasinya dalam transisi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid di Nusa Penida. Sementara itu, PLN IP UBP Priok berhasil meraih 2nd Runner Up of The Energy Management in Buildings and Industry pada kategori Large Industry di ASEAN Energy Efficiency and Conservation Best Practice Awards 2024.

Menteri Energi dan Pertambangan Laos, Phosay Sayasone, menyampaikan bahwa penghargaan di tingkat ASEAN ini merupakan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang telah berkontribusi pada pengembangan energi di kawasan ASEAN.

"Penghargaan AEA 2024 ini merupakan bentuk apresiasi bagi perusahaan-perusahaan yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam pengelolaan energi di wilayah ASEAN. Terima kasih atas dedikasi dan kolaborasinya selama acara AMEM ini," ungkap Phosay.

Dalam ajang ASEAN Energy Award 2024 ini, turut hadir Sekretaris Perusahaan PLN IP Agung Siswanto, beserta para inovator dari PLN IP UBP Bali dan PLN IP UBP Priok, yang menerima penghargaan dari Menteri Energi dan Pertambangan Laos serta perwakilan dari Menteri Energi ASEAN lainnya.Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) terus mewujudkan komitmen melalui berbagai inovasi untuk mempercepat transisi energi, mendukung upaya pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060. Di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, berbagai langkah strategis telah diambil oleh korporasi, dan aksi ini telah diakui di tingkat internasional.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menegaskan bahwa transisi energi bagi PLN IP bukan sekadar program, tetapi merupakan komitmen berkelanjutan. Berbagai aksi korporasi telah dilakukan untuk mengurangi emisi karbon dari sektor kelistrikan.

"Pengembangan transisi energi bagi kami bukan hanya sekadar program, tetapi telah menjadi komitmen berkelanjutan. Penghargaan ini menjadi bukti keseriusan kami dalam mengelola manajemen energi sesuai standar ISO 50001," ujar Edwin.

Edwin menambahkan, untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan emisi karbon di sektor kelistrikan, PLN IP juga melakukan dedieselisasi, seperti yang dilakukan oleh Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali pada PLTS Hybrid Nusa Penida.

"Di Nusa Penida, Bali, beban puncak mencapai 11,3 MW. Kami melakukan dedieselisasi pada PLTS Hybrid Nusa Penida dengan kapasitas 3,5 MW, ditambah Battery Energy Storage System sebesar 3 MWh, yang mampu berkontribusi 31 persen pada saat beban puncak. Listrik yang dihasilkan bersih, sesuai fokus kami untuk menekan laju emisi," lanjut Edwin.

Selain itu, PLN Indonesia Power juga telah menjalankan program cofiring, yaitu pemanfaatan biomassa sebagai energi primer di pembangkit listrik. Program ini menjadi salah satu inovasi untuk mengurangi konsumsi batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

"Program cofiring merupakan salah satu terobosan kami dalam mempercepat transisi energi, meningkatkan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi, serta mengurangi emisi karbon di sektor kelistrikan," tambah Edwin.

Pengakuan terhadap aksi PLN Indonesia Power dalam mempercepat transisi energi datang dari kancah internasional. PLN IP berhasil meraih penghargaan bergengsi di ajang ASEAN Energy Awards (AEA) 2024, yang diselenggarakan oleh ASEAN Center for Energy di Vientiane, Laos. Penghargaan tersebut diberikan bersamaan dengan 42nd ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) dan 24th ASEAN Energy Business Forum (AEBF-24).

Melalui dua unit usahanya, PLN IP berhasil meraih dua penghargaan. PLN IP UBP Bali mendapat predikat Winner of the On Grid Local Grid of The ASEAN Renewable Energy Project Awards 2024, atas inovasinya dalam transisi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid di Nusa Penida. Sementara itu, PLN IP UBP Priok berhasil meraih 2nd Runner Up of The Energy Management in Buildings and Industry pada kategori Large Industry di ASEAN Energy Efficiency and Conservation Best Practice Awards 2024.

Menteri Energi dan Pertambangan Laos, Phosay Sayasone, menyampaikan bahwa penghargaan di tingkat ASEAN ini merupakan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang telah berkontribusi pada pengembangan energi di kawasan ASEAN.

"Penghargaan AEA 2024 ini merupakan bentuk apresiasi bagi perusahaan-perusahaan yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam pengelolaan energi di wilayah ASEAN. Terima kasih atas dedikasi dan kolaborasinya selama acara AMEM ini," ungkap Phosay.

Dalam ajang ASEAN Energy Award 2024 ini, turut hadir Sekretaris Perusahaan PLN IP Agung Siswanto, beserta para inovator dari PLN IP UBP Bali dan PLN IP UBP Priok, yang menerima penghargaan dari Menteri Energi dan Pertambangan Laos serta perwakilan dari Menteri Energi ASEAN lainnya.

Terkini