PLN Indonesia Power Hadirkan Solusi Inovatif untuk Kesejahteraan Masyarakat

Rabu, 16 Oktober 2024 | 22:00:21 WIB

Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) terus menunjukkan kontribusi nyata dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di sekitar pembangkit listrik. Melalui Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Semarang, PLN IP berhasil mengimplementasikan beragam inovasi yang memberdayakan masyarakat pesisir utara Pulau Jawa. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyatakan bahwa UBP Semarang telah memberikan pendampingan kepada kelompok petani ikan serta mengembangkan program UMKM pengolahan hasil tangkapan ikan di wilayah Semarang.

"PLN IP UBP Semarang melaksanakan program TJSL yang didasarkan pada pemetaan sosial masyarakat sekitar," ujar Edwin.

Ia menambahkan bahwa tantangan besar muncul karena lokasi pembangkit berada di wilayah pesisir. Oleh karena itu, program pemberdayaan yang dikembangkan sangat relevan dengan kondisi masyarakat pesisir.

Senior Manager PLN Indonesia Power UBP Semarang, Flavianus Erwin Putranto, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk menciptakan rantai nilai ekonomi sirkular di masyarakat, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan.

Salah satu program inovatif adalah kolaborasi PLN IP UBP Semarang dengan kelompok nelayan di Kelurahan Tanjung Mas untuk mengembangkan budidaya ikan menggunakan keramba jaring tancap. Hasilnya, kelompok nelayan ini berhasil meraih omzet sebesar 60 juta rupiah per bulan.

"Dalam program ini, UBP Semarang memberikan bantuan berupa peningkatan kapasitas kelompok, peralatan operasional nelayan, serta benih ikan bandeng," ungkap Erwin.

Tak hanya itu, PLN IP UBP Semarang juga menggandeng Koperasi Prima Indo Sutera dan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Putri Laut dalam pengolahan dan pemasaran ikan bandeng hasil tangkapan nelayan.

Salah satu inovasi yang diterapkan adalah penggunaan alat Low Temperature High Pressure Cooker (LTHPC), yang memanfaatkan komponen turbin yang sudah tidak digunakan. Alat ini meningkatkan efisiensi produksi olahan ikan bandeng, sehingga mampu menghemat biaya dan meningkatkan pendapatan hingga 177 juta rupiah.

Erwin menambahkan bahwa alat LTHPC telah ditingkatkan dengan memanfaatkan tenaga listrik, sehingga proses produksi menjadi lebih efisien.

Keberhasilan program pemberdayaan ini berhasil direplikasi hingga ke kelompok ketiga, yaitu Poklahsar Global Milkfish.

Suhartono, Ketua Poklahsar Putri Laut, mengapresiasi program yang dijalankan oleh PLN IP UBP Semarang. Ia menyebut bahwa inovasi LTHPC sangat membantu meningkatkan kapasitas produksi.

"Awalnya kami hanya bisa mengolah 5 kg bandeng sekali masak, namun sekarang bisa mencapai 40 hingga 50 kg," kata Suhartono.

Selain itu, Suhartono menambahkan bahwa alat LTHPC juga menjaga kandungan gizi ikan bandeng, sehingga kualitas produk tetap terjamin. Bantuan fasilitas, pelatihan, dan perizinan yang diberikan PLN IP telah meningkatkan pendapatan 21 UMKM yang bergabung dalam Poklahsar Putri Laut.

Selain inovasi di sektor kelautan, PLN IP UBP Semarang juga menjalankan program pemberdayaan UMKM Kopi Endemix dan kelompok tani Berkah Wana Lestari di Ngesrep Balong, Kendal. Program ini sebagai upaya konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati di kawasan wisata setempat. Produk dari UMKM Kopi Endemix kini telah menembus pasar nasional dengan merk dagang Kopi Endemica.

Erwin menambahkan bahwa program pemberdayaan ini juga mendukung pelestarian keanekaragaman hayati dan penyerapan karbon. Melalui peningkatan kapasitas SDM dan pengembangan UMKM berbasis Good Agricultural Practices, program ini berhasil meningkatkan pendapatan kelompok tani hingga 315 juta rupiah, dan UKM Kopi Endemix sebesar 100 juta rupiah selama periode Januari hingga Juli 2024.

Wahyudi, salah satu Local Hero UMKM Endemix, mengungkapkan bahwa program PLN IP UBP Semarang telah membawa perubahan signifikan bagi masyarakat. Perubahan perilaku dari masyarakat yang dulunya pemburu burung langka, kini menjadi aktivis lingkungan.

"Pendapatan yang diperoleh rata-rata mencapai 1.030.000 rupiah per bulan, dan program ini juga meningkatkan keterampilan masyarakat sebagai barista serta mengelola desa wisata," pungkas Wahyudi.

Terkini