Bersama PGE, PLN Indonesia Power Dorong Penggunaan Energi Panas Bumi

Rabu, 09 Oktober 2024 | 13:28:41 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Pertamina Geothermal Energy (PGE) bersinergi dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu Binary Unit berkapasitas 30 MW dan Lahendong Binary Unit berkapasitas 15 MW. Kerja sama ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Indonesia melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memaksimalkan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) guna mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.

Kolaborasi strategis ini ditandai dengan penandatanganan Consortium Agreement antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy, yang berlangsung dalam acara Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) ke-10 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta. Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasojo, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia, yaitu sekitar 40 persen dari total potensi global, dengan estimasi mencapai 24 ribu MW. Oleh karena itu, energi panas bumi harus terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan emisi rendah dan mendukung ekonomi hijau.

“Indonesia berkomitmen menjadi bagian penting dari langkah global dalam membangun ekonomi hijau, mengembangkan industri hijau, dan melakukan transisi ke energi hijau. Ini adalah komitmen yang sudah sering saya sampaikan di berbagai kesempatan,” ujar Joko Widodo.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menambahkan bahwa Indonesia saat ini memiliki kapasitas listrik sebesar 93 GW, di mana 13,7 GW atau 15 persen berasal dari Energi Baru Terbarukan. Energi panas bumi dianggap sebagai instrumen penting untuk meningkatkan kontribusi EBT dalam bauran energi nasional.

"Saat ini, kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia mencapai 2,6 GW, menjadikannya yang terbesar kedua di dunia. Dalam 10 tahun terakhir, kapasitas ini telah tumbuh dua kali lipat," jelas Bahlil.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyatakan bahwa pengembangan pembangkit panas bumi menjadi prioritas dalam pengembangan EBT. PLN Indonesia Power melakukan terobosan melalui kerja sama dengan Pertamina Geothermal Energy untuk memaksimalkan potensi panas bumi.

“Kolaborasi ini adalah langkah strategis untuk memanfaatkan potensi panas bumi di Indonesia seoptimal mungkin,” kata Edwin.

Lebih lanjut, Edwin menjelaskan bahwa kerja sama antara PLN Indonesia Power dan PGE mencakup pengembangan PLTP Cogeneration (Binary Unit) di wilayah kerja panas bumi Pertamina Geothermal Energy, dengan potensi kapasitas mencapai 230 MW. Proyek yang akan dikembangkan meliputi PLTP Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW.

"Proyek ini bertujuan mempercepat transisi energi dan mendukung kebijakan energi nasional, termasuk pencapaian National Determined Contribution (NDC) serta program Net Zero Emission," tambahnya.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Jufli Hadi, menekankan bahwa kerja sama antara PGE dan PLN IP adalah contoh nyata kolaborasi dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia.

“Kolaborasi adalah kunci dalam mempercepat pengembangan panas bumi di Indonesia. Kerja sama ini merupakan salah satu dari banyak langkah yang perlu kita ambil untuk memajukan energi hijau yang akan memberikan manfaat besar dan berkelanjutan, tidak hanya bagi kedua perusahaan, tetapi juga bagi Indonesia dan dunia,” ujar Jufli.

Terkini