Penting! ASDP Umumkan Penyesuaian Tarif Penyeberangan di Galala - Namlea dan Hunimua - Waipirit

Ambon – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) secara resmi telah memberlakukan penyesuaian tarif tiket terpadu penyeberangan di lintasan Galala - Namlea dan Hunimua - Waipirit Ambon sejak Jumat (20/9) pekan lalu. Penyesuaian tarif ini mengacu pada Keputusan Gubernur Maluku Nomor 1625 Tahun 2024 tanggal 28 Agustus 2024 tentang Penetapan Tarif Angkutan Penyeberangan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Shelvy Arifin, menyampaikan bahwa ASDP, bersama Pemprov Maluku dan seluruh pemangku kepentingan, telah melakukan sosialisasi mengenai penyesuaian tarif di kedua lintasan penyeberangan yang dilayani oleh Cabang Ambon. Upaya ini selaras dengan komitmen ASDP untuk terus meningkatkan kualitas layanan angkutan penyeberangan dengan mengedepankan aspek keselamatan dan keamanan pengguna jasa.

“Tarif penyeberangan yang berlaku saat ini masih di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP). Hal ini menimbulkan sejumlah pertimbangan, termasuk belum sepenuhnya mencerminkan biaya operasional yang diperlukan. Oleh karena itu, evaluasi diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan kualitas layanan penyeberangan,” jelasnya.

Baca Juga

ASDP Menjadi Perusahaan Unggulan dalam Human Capital dengan Gold Award di IHCA X 2024

Dari tahun 2015 hingga 2024, penyesuaian tarif hanya dilakukan satu kali pada tahun 2022 saat terjadi kenaikan BBM sebesar 32% (dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800). Selain itu, faktor pendorong penyesuaian tarif penyeberangan cukup signifikan, mulai dari kenaikan biaya operasional, termasuk perawatan kapal, hingga kenaikan harga suku cadang yang terjadi setiap tahunnya.

Faktor lain yang juga memicu penyesuaian ini adalah rata-rata inflasi tahunan sebesar 3,53% dan kenaikan nilai tukar dollar AS sebesar 18% dari tahun 2015 hingga 2024, yang berdampak pada biaya operasional. Hal ini juga turut memberikan sumbangsih terhadap kenaikan biaya impor suku cadang kapal karena nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah, berpengaruh pada peningkatan harga barang impor, serta biaya perawatan dan reparasi kapal yang menambah beban operasional perusahaan.

Sebelumnya, tarif penyeberangan di lintasan Galala-Namlea masih berada di bawah HPP sebesar 17%, sedangkan tarif penyeberangan di lintasan Hunimua-Waipirit juga masih berada di bawah HPP sebesar 32%. Dengan penyesuaian ini, HPP di Galala-Namlea naik 4,2%, sedangkan di HPP lintasan Hunimua-Waipirit naik 7%.

Kadis Perhubungan Maluku, Muhammad Malawat, menjelaskan bahwa penyesuaian ini dapat mendukung keberlanjutan operasional Badan Usaha Angkutan Penyeberangan dan Pelabuhan, sambil tetap menjaga keseimbangan perekonomian daerah. “Tarif sebelumnya yang masih jauh di bawah harga pokok produksi (HPP) menjadi pertimbangan. Idealnya, HPP mendekati 100 persen, sehingga kami merasa perlu dilakukan penyesuaian,” ungkap Malawat.

Meskipun demikian, dalam upayanya untuk memenuhi standar layanan minimum, ASDP sebagai penyedia jasa tetap harus memastikan bahwa pendapatan cukup untuk menutup biaya operasional dan mendukung investasi berkelanjutan dalam infrastruktur dan peralatan. “Dengan harapan operasional dan keberlanjutan bisnis Badan Usaha Angkutan Penyeberangan dan Pelabuhan dapat berjalan stabil, penyesuaian ini dapat menjadi penyemangat bagi ASDP dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan daya saing dengan moda transportasi lainnya,” ujar Shelvy.