Hutama Karya Mulai Konstruksi Jalan Tol Trans Sumatra Tahap II, Percepat Konektivitas dan Perekonomian Regional
- Jumat, 29 November 2024
JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) atau HK resmi memulai konstruksi sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) Tahap II. Proyek ambisius ini merupakan kelanjutan dari Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) yang telah ditandatangani pada tanggal 30 September 2024. Adapun pembangunan ini mencakup sejumlah ruas jalan tol di Sumatera yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antarprovinsi dan mendorong perekonomian regional.
Proyek pembangunan JTTS Tahap II ini meliputi Jalan Tol Palembang - Betung (Paltung) dengan tiga seksi yang terdiri dari Seksi I Palembang - Rengas (21,5 km), Seksi II Rengas - Pangkalan Balai (33 km), dan Seksi III Pangkalan Balai - Betung (14,69 km). Selain itu, HK juga memulai konstruksi pada ruas Jalan Tol Betung (Simpang Sekayu) - Tempino - Jambi (Betejam), dengan dua seksi utama, yaitu Seksi IB Babat Supat - Tungkal Jaya (31,6 km) dan Seksi II Interchange Tungkal Jaya - Interchange Bayung Lencir (54,32 km).
Penerapan Digital Construction dan Pengelolaan Proyek yang Efisien
Baca JugaBio Farma Raih Penghargaan Best Chief Marketing Officer 2024
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyatakan bahwa konstruksi ini akan dilaksanakan dengan menggunakan teknologi terkini, termasuk digital construction. Penggunaan teknologi ini bertujuan untuk memastikan seluruh proses pembangunan berjalan sesuai dengan target waktu dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. "Konstruksi ruas-ruas ini kita lakukan secara bertahap pada rentang triwulan empat tahun 2024 dengan mempertimbangkan unsur lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik," ujar Adjib.
Dengan teknologi digital, proyek ini diharapkan dapat mempercepat tahapan konstruksi dan meningkatkan akurasi dalam pengawasan dan perencanaan. Hal ini memungkinkan Hutama Karya untuk menjaga kualitas dan menghindari potensi kesalahan yang dapat terjadi dalam proses pembangunan, memastikan proyek berjalan lebih efisien dan tepat waktu.
Target Penyelesaian dan Dampak Ekonomi
Proyek Jalan Tol Palembang - Betung, yang dibangun dalam tiga seksi, akan dimulai pada November 2024. Seksi I dan II diperkirakan akan selesai dalam waktu 16 bulan, dengan target penyelesaian pada Februari 2026. Sementara itu, Seksi III dijadwalkan rampung pada Oktober 2025. Sementara itu, Jalan Tol Betejam Seksi II juga mengalami perkembangan yang signifikan, di mana konstruksi dimulai pada Oktober 2024 dan diperkirakan selesai pada 2026.
Proyek ini tidak hanya akan memangkas waktu tempuh antarprovinsi tetapi juga meningkatkan efisiensi logistik di wilayah Sumatera. Dengan tersambungnya jalur ini, perjalanan antara Palembang dan Jambi yang sebelumnya memakan waktu 5-6 jam dapat dipangkas menjadi hanya 2-2,5 jam. Hal ini tentunya akan berdampak positif pada distribusi barang, khususnya hasil pertanian seperti kelapa sawit, karet, serta komoditas unggulan Sumatera lainnya.
Kecepatan distribusi yang meningkat juga akan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar nasional maupun internasional. Produk khas daerah seperti pempek Palembang, tempoyak, dan kerutup ikan dari Jambi diharapkan semakin mudah menjangkau pasar yang lebih luas.
Peluang Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja
Selain keuntungan dari sisi efisiensi logistik dan distribusi, proyek pembangunan jalan tol ini juga menawarkan peluang ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat. Pembangunan ini diperkirakan akan menciptakan ribuan lapangan kerja, baik dalam proses konstruksi maupun setelah operasional dimulai. Pekerjaan ini tidak hanya terbuka untuk tenaga kerja di sektor konstruksi, tetapi juga di sektor jasa, transportasi, dan pengelolaan rest area.
Salah satu aspek penting dari proyek ini adalah pengembangan rest area yang akan dilengkapi dengan fasilitas untuk mendukung pertumbuhan UMKM lokal. Setiap rest area akan menyediakan ruang bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk membuka kios dan restoran yang menjual makanan khas daerah serta produk lokal lainnya. Diperkirakan, dengan meningkatnya mobilitas dan kunjungan, potensi kunjungan ke UMKM lokal akan naik hingga 50%.
Infrastruktur Canggih dan Keberlanjutan Lingkungan
Selain aspek ekonomi, proyek ini juga memperhatikan keberlanjutan dan dampak terhadap lingkungan. Sebagai contoh, salah satu proyek unggulan adalah pembangunan Jembatan Balance Cantilever di Sungai Musi yang dilengkapi dengan modul Structure Health Monitoring System (SHMS). Sistem ini berfungsi untuk memantau kesehatan struktur jembatan, memantau perubahan kekuatan struktur akibat beban yang bekerja secara real-time, baik selama proses konstruksi hingga masa operasional. Jembatan ini dirancang untuk tidak hanya berfungsi sebagai penghubung, tetapi juga menjadi simbol kemajuan infrastruktur di Sumatera.
Kehadiran teknologi canggih seperti SHMS dan digital construction memastikan bahwa proyek ini tidak hanya akan memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga dapat beroperasi secara efisien dan aman untuk jangka panjang. Hutama Karya memastikan pembangunan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, dengan tujuan untuk meminimalkan dampak negatif dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat sekitar.
Komitmen Hutama Karya untuk Infrastruktur Berkualitas
Dengan adanya pembangunan jalan tol ini, Hutama Karya semakin memperkuat posisinya sebagai pengembang infrastruktur utama di Indonesia. Proyek ini sejalan dengan visi besar Indonesia untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah, mendukung pemerataan pembangunan, dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
Melalui proyek-proyek besar seperti JTTS Tahap II ini, Hutama Karya menunjukkan komitmennya untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang tidak hanya menghubungkan daerah-daerah penting, tetapi juga memperkuat perekonomian daerah dan nasional secara keseluruhan. Keberhasilan proyek ini akan membuka jalan bagi Indonesia menuju masa depan yang lebih maju, dengan infrastruktur yang modern dan efisien.
"Jika proyek ini rampung, maka JTTS akan tersambung penuh dari Lampung hingga Jambi," tutup Adjib Al Hakim.
Nathasya Zallianty
Semarang idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Adaro Andalan Indonesia (AADI) Siap IPO, Targetkan Dana Hingga Rp4,59 Triliun
- Jumat, 29 November 2024
Kisah Jerat Pinjaman Online: Utang Rp600 Ribu Membengkak Jadi Rp40 Juta
- Jumat, 29 November 2024
Berita Lainnya
Electricity Connect 2024 Jadi Wadah Transisi Energi Berkelanjutan Bersama PLN Icon Plus
- Kamis, 28 November 2024
PLN Icon Plus Dukung Transisi Energi Terbarukan Lewat Electricity Connect 2024
- Kamis, 28 November 2024
Inovasi untuk Transisi Energi Lebih Cepat di Electricity Connect 2024 bersama PLN Icon Plus
- Kamis, 28 November 2024